Danrem Berikan Kuliah Umum di STAIN Meulaboh
https://jeumpanews.blogspot.com/2017/08/danrem-berikan-kuliah-umum-di-stain.html
Mediaaspirasi - Komandan Korem 012 Teuku Umar Aceh, Kolonel Inf. Firdaus MM, Rabu (9/8/2017) memberikan kuliah umum tentang wawasan kebangsaan pada mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tengku Dirundeng, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.
Kolenel Inf . Nefra Firdaus, MM, dalam paparannya menyampaikan, wawasan nusantara dan kebangsaan yaitu bagaimana memandang suatu bangsa terhadap diri dan lingkungan yang dilandasi sejarah serta aspirasi nasional dalam mencapai tujuan nasional.
Kolenel Inf . Nefra Firdaus, MM, dalam paparannya menyampaikan, wawasan nusantara dan kebangsaan yaitu bagaimana memandang suatu bangsa terhadap diri dan lingkungan yang dilandasi sejarah serta aspirasi nasional dalam mencapai tujuan nasional.
“Tujuannya adalah kita harus wujudkan kesatuan dan persatuan segenap aspek kehidupan , baik alamiah maupun sosial, apalagi bagi generasi anak-anak bangsa hari ini. Mahasiswa adalah sebagai aset yang sangat penting dalam membangun wawasan kehidupan nusantara ini,” katanya.
Menurutnya, Bangsa Indonesia wajib mempertahankan wilayah dari segenap rongrongan, baik dari dalam maupun luar negeri. Katanya, konsep geopolitik hendaknya terus diterapkan dan dikembangkan, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu mewujudkan kesejahteraan dan ketentraman, keamanan bagi Bangsa Indonesia dengan ikut menjaga dan membina perdamaian bagi seluruh umat manusia.
Sementara itu, Ketua STAIN Mulaboh Dr. H. Syamsuar, M,Ag dalam sambutannya menjelaskan, regulasi untuk pembinaan mahasiswa baru 2017, STAIN sudah melakukan dengan model baru dengan lebih membentuk karakter dan pembinaan mental spritual mahasiswa tersebut. Orientasi pengenalan akademik dan kemahasiswaan, mengalami perubahan nama. Itu sesuai peraturan yang telah disahkan Kementerian Agama Repubrik Indonesia, bahwa sebutan OPAK akan berubah menjadi PBAK yang memiliki kepanjangan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan.
Lebit janjut Ketua STAIN menyatakan, perubahan itu tidaklah terlalu penting. Karena menurutnya, yang penting adalah isi dari kegiatannya itu sendiri.
“Kita lihat selama 10 tahun kebelakang, pelaksanaan OPAK atau sebelumnya sering dikenal dengan nama OSPEK banyak menggunakan kekerasan. Pada tahun 2014, kita telah melakukan perubahan besar-besaran terhadap sistem yang ada dalam OSPEK, dan pada tahun itu pula nama OSPEK diganti nama menjadi OPAK dan sekarang yang kita laksanakan dengan model baru yaitu PBAK,” ujarnya. (mdsa/ar)