Refleksi Bulan Ramadhan



Oleh: Muhammad Arsyad*

Pengertian Puasa (shiyaam) secara bahasa adalah menahan (imsaak). Shiyaam berasal dari kata’shaama’ yang artinya ‘amsaka’ (menahan). Pengertian Puasa (shiyaam) secara istilah adalah menahan dari sesuatu yang khusus (contohnya, menahan dari makanan, minuman dan berhubungan badan) dan dilakukan dengan niat puasa. Jika seorang menahan diri dari berbicara, maka dia dikatakan orang yang berpuasa (sha’im). Karena, puasa secara bahasa adalah menahan diri. 

Bagi seorang muslim, Ramadhan dengan deretan amal shaleh, baik dalam tataran ibadah fardiyah yang lebih terfokus pada aspek pembinaan kepribadian seperti sholat, puasa, tilawah al-Qur’an, i’tikaf dll. Ataupun dalam tataran ibadah ijtimaiyah yang lebih mengedepankan nilai sosial dalam bentuk kepedulian terhadap sesama seperti zakat, shodaqah, memberi buka puasa dan hidangan sahur dll adalah merupakan sarana-sarana mewujudkan ketakwaan yang hakiki dalam bulan yang mulia itu. Namun ada juga orang yang perpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa sebagaimana kata Rasulullah SAW, Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.”

Sungguh sangat disayangkan apabila nilai-nilai positif ini berakhir bersamaan dengan berakhirnya musim ketaatan ini. Adalah hal yang aneh, jika seorang muslim yang begitu khusyu’ dan bergairah melaksanakan amalan-amalan mulia di bulan Ramadhan, lantas setelah Ramadhan ia kembali melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai ketakwaan yang telah ia semai selama rentan waktu sebulan penuh. Apa yang patut kita banggakan bila Ramadhan hanya diakhiri dengan euforia baju baru, penganan lebaran dan tradisi mudik tahunan?. Hari Raya bukanlah ditandai dengan pakaian baru, tetapi hakikat hari raya adalah siapa yang ketaatannya bertambah maju. Muslim yang sadar akan makna Ramadhan adalah yang akan terus memelihara interaksinya dengan Allah Ta’ala dengan mengaplikasikan nilai-nilai kebajikan meskipun ia telah tamat dari Madrasah Ramadhaniyah. Ia sangat yakin bahwa esensi ketakwaan seharusnya dapat tetap disemai dan ditumbuhsuburkan pada kurang lebih 330 hari pasca Ramadhan. Ia adalah sosok yang tetap istiqomah berusaha untuk shaleh terhadap dirinya dan kepada sesama, bahkan kepada makhluk yang lain, meskipun tidak diiming-imingi dengan ganjaran pahala yang belipat ganda seperti dalam Ramadhan.

 Hikmah Puasa

Setidaknya ada sepuluh hikmah yang dapat kita ambil dari bulan Ramadhan: pertama; Melatih Disiplin Waktu, untuk menghasilkan puasa yang tetap fit dan kuat di siang hari, maka tubuh memerlukan istirahat yang cukup, hal ini membuat kita tidur lebih teratur demi lancarnya puasa. Bangun untuk makan sahur dipagi hari juga melatih kebiasaan untuk bangun lebih pagi untuk mendapatkan rejeki (makanan). Kedua; Keseimbangan dalam Hidup, Pada hakikatnya kita adalah hamba Allah yang diperintahkan untuk beribadah. Namun sayang hanya karena hal duniawi seperti pekerjaan, hawa nafsu dan lain-lain kita sering melupakan kewajiban kita. Pada bulan puasa ini kita terlatih untuk kembali mengingat dan melaksanakan seluruh kewajiban tersebut dengan imbalan pahala yang dilipatgandakan. Ketiga, Mempererat Silaturahmi, Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid, memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid. Keempat; Lebih Perduli Pada Sesama, Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid, memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid. Kelima, Tahu Bahwa Ibadah Memiliki Tujuan — Tujuan puasa adalah melatih diri kita agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar bulan Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Tapi jika tujuannya gagal maka puasa tidak ada arti apa-apa. Jadi kita terbiasa berorientasi kepada tujuan dalam melakukan segala macam amal ibadah. Keenam, Tiap Kegiatan Mulia Merupakan Ibadah, Setiap langkah kaki menuju masjid ibadah, menolong orang ibadah, berbuat adil pada manusia ibadah, tersenyum pada saudara ibadah, membuang duri di jalan ibadah, sampai tidurnya orang puasa ibadah, sehingga segala sesuatu dapat dijadikan ibadah. Sehingga kita terbiasa hidup dalam ibadah. Artinya semua dapat bernilai ibadah. Ketujuh, Berhati-hati Dalam Berbuat, Puasa Ramadhan akan sempurna dan tidak sia-sia apabila selain menahan lapar dan haus juga kita menghindari keharaman mata, telinga, perkataan dan perbuatan. atihan ini menimbulkan kemajuan positif bagi kita jika diluar bulan Ramadhan kita juga dapat menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa seperti bergunjing, berkata kotor, berbohong, memandang yang dapat menimbulkan dosa, dan lain sebagainya. Kedelapan, Berlatih Lebih Tabah, Dalam Puasa di bulan Ramadhan kita dibiasakan menahan yang tidak baik dilakukan. Misalnya marah-marah, berburuk sangka, dan dianjurkan sifat Sabar atas segala perbuatan orang lain kepada kita. Misalkan ada orang yang menggunjingkan kita, atau mungkin meruncing pada Fitnah, tetapi kita tetap Sabar karena kita dalam keadaan Puasa. Kesembilan, Melatih Hidup Sederhana, Ketika waktu berbuka puasa tiba, saat minum dan makan sedikit saja kita telah merasakan nikmatnya makanan yang sedikit tersebut, pikiran kita untuk makan banyak dan bermacam-macam sebetulnya hanya hawa nafsu saja. Kesepuluh, Melatih Untuk Bersyukur, Dengan memakan hanya ada saat berbuka, kita menjadi lebih mensykuri nikmat yang kita miliki saat tidak berpuasa. Sehingga kita dapat menjadi pribadi yang lebih mensyukuri nikmat Allah SWT. Semoga kita termasuk orang-orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Minal aidzin walfaidzin, mohon maaf lahir dan bathin. Selama Hari Raya Idul Fitri 1437 H.

*Penulis merupakan ketua umum Forum Gerakan Pemuda Peduli Aceh (Forgeppa) yang aktif dalam merespon isu-isu Aceh. Arsyad kini sedang menyelesaikan Program Pasca Sarjana di kampus ICAS-Paramadina Jakarta, konsentrasi di bidang Filsafat Islam.

Hp: 081389098685
Imel: arsyad_meulaboh@yahoo.com

Related

OPINI 6454513553034335335

Posting Komentar

emo-but-icon

item