FORGEPPA Aceh Barat: Perlu Dilakukan Pendidikan Politik Bagi Pemilih Pemula
https://jeumpanews.blogspot.com/2016/04/forgeppa-aceh-barat-perlu-dilakukan.html
Aceh Barat - Pemilihan kepala daerah (Pilkada) menjadi momen penting
dalam menentukan masa depan suatu daerah dalam lima tahun ke depan. Dengan
demikian, penting kiranya memberikan pendidikan politik bagi pemilih pemula agar
dapat memilih secara cerdas sehingga bisa menghasilkan pemimpin cerdas
dan wakil-wakil rakyat yang bersih yang bebas korupsi.
Demikian
disampaikan Ketua Forum Gerakan Pemuda Peduli Aceh (FORGEPPA) wilayah Aceh
Barat Adi Darmadi kepada wartawan di Meulaboh, pada Kamis malam (21/4/2016).
Adi mengatakan, pelajar atau remaja sebagai
komunitas yang baru mengikuti pilkada adalah komunitas yang cukup
diperhitungkan sebagai basis suara dalam pemilu. Pemilih pemula adalah
basis pemilih yang unik, disebut unik karena mereka dalam pemilu sering
menunjukan sikap yang khas seperti memiiki antusiasme yang tinggi tapi pilihan
masih mengambang.
“Sebenarnya pemilih pemula ini dapat diposisikan
sebagai swing votes karena pilihan belum banyak terpengaruh oleh motivasi
ideologis tertentu namun pemilih pemula akan lebih dipengaruhi oleh
orang-orang terdekat yaitu keluarga dan kerabat,” ujar Adi.
Menurut Adi, memberikan pendidikan politik kepada
mereka adalah suatu yang penting agar pemilih pemula ini tidak dieksploitasi
oleh kelompok tertentu. Adanya karakteristik anak muda seperti daya kritis
yang tinggi, independen, tidak puas dengan kemapanan serta pro perubahan adalah
suatu modal untuk menjadi seorang pemilih yang cerdas, pemilih yang melakukan
pilihan dengan penuh pertimbangan yang rasional.
Memilih dengan pertimbangan rasional berarti
memilih dengan melihat sisi integritas calon pemimpin dengan segala track
record serta melihat visi dan program kerja yang dicanangkan. Suatu
realita juga hari ini pemilih pemula yang pada umumnya belum memiliki
pengalaman yang banyak akan hal pilkada seperti apa itu hakikat pemilu,
bagaimana prosesnya, siapa saja yang akan dipilih, bagaimana tahapannya, apa
syarat-syarat dan sebagainya.
“Pemilih pemula umumnya juga tidak tahu bahwa
pilihan dengan satu suara itu akan berarti bagi proses perpolitikan di suatu
daerah. Hal semacam inilah yang menjadikan mereka engan ikut memilih dan malah
mejadi ikut-ikutan untuk menjadi golongan putih, golongan yang tidak ikut
memilih, maka sosialisasi pemilu dan pendidikan politik perlu dilakukan untuk
menghindari melek politik pemilih pemula,” terangnya.
Adi
menambahkan, sosialiasasi pemilu sebagai bagian dari proses pendidikan politik
merupakan kebutuhan dasar bagi pemilih pemula agar mereka tidak melakukan suatu
proses memilih seperti memilih kucing dalam karung tapi mereka memilih
berdasarkan suara hati nurani dan memilih dengan pertimbangan rasional sehingga
pemimpin yang terpilih benar-benar pemimpin yaang berangkat atas keinginan dan
kemaslahatan orang banyak.
“untuk melakukan program tersebut bisa dengan
acara seminar-seminar, sosialisasi, atau bahkan bisa lewat media-media informal
seperti facebook dan tempat-tempat berkumpul anak muda tersebut.” Tutup Adi. (jmp/ar)